Rabu, 22 September 2010

Disain Purse Saine

Purse Saine

Melakukan penangkapan ikan, Secara garis besar alat tangkap dapat dibedakan dari segi kemampuan usaha (permodalan), jangkauan area penangkapan serta jenis alat penangkap yang digunakan. Demikian pula bahwa nelayan yang merupakan sumberdaya utama dalam melakukan kegiatan operasi dapat dibedakan pula antara nelayan skalla kecil (small scale fishery), skala menengah (medium scale fishery) dan nelayan skalla besar (large scale fishery). Diperkirakan jumlah alat tangkap yang dioperasikan oleh nelayan Indonesia mencapai 250 jenis, dari jumlah ini 90% adalah merupakan alat penangkap ikan tradisional, sedangkan sisanya dapat dikatagorikan sebagai alat penngkap modern atau semi modern. Timbulnya banyak jenis alat tangkap tersebut karena lautan Indonesia yang beriklim tropis, kondisi dan topografi dasar perairan daerah satu dengan yang lainnya berbeda-beda. Secara umum kegiatan usaha penangkapan terhadap jenis-jenis sumberdaya perikanan dapat dikemukakan sebgai berikut :
  1. Untuk udang
  2. Untuk ikan tuna dan sejenisnya serta ikan pelagis besar lainnya
  3. Untuk ikan pelagis kecil
  4. Untuk ikan demersal
  5. Untuk ikan dan biota perairan karang
Dalam perkembangannya hingga sekarang ini terdapat berbagai jenis jaring lingkar (Purse Seine) yang telah umum digunakan untuk operasi penangkapan ikan.
Definisi alat tangkap purse seine
Jaring lingkar atau Purse Seine yang merupakan satu jenis alat tangkap yang banyak digunakan dalam operasi penangkapan untuk jenis ikan yang hidup bergerombol. Jaring lingkar memiliki efektifitas yang cukup tinggi dalam menghasilkan tangkapan ikan karena ikan yang ditangkap dalam jumlah banyak dan bergerombol. Prinsip dasar alat tangkap jaring lingkar adalah menutup jalan renang ikan baik horizontal
maupun vertikal (pada jenis jaring lingkar dengan kolor) sehingga ikan terperangkap dalam alat tangkap
Jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan dengan jaring lingkar adalah ikan tongkol, kembung, tembang, selar, cakalang, tuna sirip kuning dan ikan pelagis lainnya.Jenis-jenis ikan tersebut di atas
kebanyakan adalah golongan ikan pelagis yang hidup berkelompok/bergerombol. Walaupun begitu, operasi penangkapan 16 dengan jaring lingkar tidak dapat dilakukan setiap saat karena gerombolan ikan tersebut hanya berada di permukaan air pada waktu-waktu tertentu seperti siang atau sore hari. Oleh karena itu, dalam operasi penangkapan jaring lingkar sering digunakan berbagai alat bantu untuk mengumpulkan ikan sehingga dapat memaksimalkan hasil tangkapan. Dibeberapa daerah, pengoperasian alat tangkap jaring lingkar dibantu dengan pemasangan rumpon yang terbuat dari rangkaian daun kelapa. Rumpon berfungsi sebagai tempat berkumpulnya ikan-ikan kecil yang merupakan mangsa ikan-ikan yang lebih besar yang menjadi tujuan penangkapan jaring lingkar. Sekarang ini jaring lingkar telah mengalami perkembangan yang
cukup pesat yang pengoperasiannya membutuhkan berbagai alat dan mesin bantu penangkapan. Keberadaan alat dan mesin bantu penangkapan ini bertujuan agar pengoperasian jaring lingkar dapat lebih efektif dan efisien sehingga mendapatkan hasil tangkapan yang maksimal. Hal ini tentunya membutuhkan kemampuan dan keahlian tambahan untuk dapat mengoperasikannya dengan baik
Konstruksi alat tangkap purse seine
1. Jenis-jenis jaring lingkar
Dalam perkembangannya hingga sekarang ini terdapat berbagai jenis jaring lingkar (Purse Seine) yang telah umum digunakan untuk operasi penangkapan ikan.
Jenis-jenis jaring lingkar dapat diklasifikasikan berdasarkan:
a. Jumlaa. Jumlah kapalah kapal
Pembagian jaring lingkar (purse seine) berdasarkan jumlah kapal yang digunakan, yaitu:
1. Jaring lingkar dengan 1 kapal (one boat system)
Pengoperasian jaring lingkar dengan menggunakan 1 kapal relatif lebih mudah bila dibandingkan dengan sistem 2 kapal karena tidak terlalu beresiko terjadinya kesalahan arah haluan kapal saat pelingkaran yang dapat menyebabkan ketidak sempurnaan bentuk jaring atau bahkan tabrakan antara 2 kapal. Sistem 1 kapal lebih sering digunakan untuk pengoperasian jaring lingkar pada malam hari dengan bantuan lampu dan rumpon. Selain itu sistem 1 kapal lebih memungkinkan untuk menggunakan kapal yang berukuran lebih besar sehingga jarak dan area operasinya dapat lebih luas. Dengan kapal yang lebih besar yang berarti menggunakan tenaga penggerak utama yang juga lebih besar memungkin proses pelingkaran gerombolan ikan
dapat dilakukan dengan cukup cepat.
2. Jaring lingkar dengan 2 kapal (two boats system)
Pengoperasian jaring lingkar dengan sistem 2 kapal memungkinkan untuk melakukan penangkapan ikan pada
siang hari atau melakukan operasi dengan mengejar gerombolanikan yang tampak di permukaan laut. Hal ini dapat dilakukan karena dengan sistem ini pelingkaran gerombolan ikan dengan
jaring dapat dilakukan dengan cepat sebelum ikan menyadari telah terperangkap.
b. Ikan yang menjadi tujuan penangkapan
Berbagai jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan merupakan
salah satu faktor yang membedakan jenis jaring lingkar seperti:
1. Jaring lingkar tuna/Tuna purse seine
2. Jaring lingkar sardin/Sardine purse seine
3. Jaring lingkar cakalang
4. Jaring lingkar tongkol dan lain-lain
c. Panjang jaring lingkar
Berdasarkan ukuran panjang alat tangkap, jaring lingkar dapat
dibedakan menjadi:
1. Jaring lingkar besar : > 1.000 meter
2. Jaring lingkar sedang : 300 – 1.000 meter
3. Jaring lingkar kecil (mini purse seine) : < 300 meter
d. Desain jaring lingkar
Berdasarkan desain alat tangkap jaring lingkar dapat dibedakan
menjadi jenis, yaitu:
1. Jaring lingkar dengan kolor
2. Jaring lingkar tanpa kolor
3. Jaring lingkar bentuk segi empat
4. Jaring lingkar bentuk trapesium
5. Jaring lingkar bentuk lekuk
6. Jaring lingkar dengan kantong
7. Jaring lingkar tanpa kantong
Secara umum desain jaring lingkar adalah sebagai berikut:
Keterangan :
a. Badan jaring yang terdiri dari: d. Tali pelampung
1. Sayap (wing)
2. Perut (midle)
3. Bahu (shoulder)
4. Kantong (bunt)
e. Pelampung (bouy)
f. Tali ris bawah
g. Pemberat (sinker)
h. Tali cincin (bridel line)
b. Selvadge i. Cincin (ring)
c. Tali ris atas j. Tali kerut atau kolor (purse line)

Cara pengoperasian alat tangkap purse seine
1. Mengoperasikan Jaring Lingkar (Purse Seine)
Terdapat 2 jenis metode operasi penangkapan dengan jaring
lingkar yaitu:
•Mengejar gerombolan ikan
Metode operasi penangkapan dengan mengejar gerombolan ikan umumnya dilakukan pada pagi atau sore hari dimana ikan sedang aktif mencari makan di dekat permukaan air.
•Mengumpulkan ikan
Metode mengumpulkan ikan membutuhkan alat bantu penangkapan untuk menarik perhatian ikan (atractif) sehingga ikan berkumpul di sekitar tempat tersebut. Jenis alat bantu yang digunakan pada kapal-kapal jaring lingkar di Utara Jawa adalah: rumpon, lampu dan lampu petromaks. Pada umumnya pengoperasian alat tangkap dengan metode ini dilakukan pada dini hari sebelum matahari terbit atau sore hari menjelang malam sehingga efektifitas lampu dapat maksimal. Namun di beberapa daerah, pada pengoperasian jaring lingkar
kecil (mini purse seine) dengan alat bantu rumpon (tanpa lampu), penangkapan ikan dilakukan pada siang hari disekitar rumpon yang telah dipasang beberapa waktu sebelumnya.
2. Prosedur penurunan jaring lingkar dan pelingkaran gerombolan
Walaupun terdapat dua jenis metode operasi penangkapandengan jaring lingkar, namun secara garis besar keduanya memiliki prosedur penurunan (setting) alat tangkap yang hamper sama, perbedaannya hanya pada beberapa kegiatan sebelum penurunan alattangkap. Pada metode pengumpulan ikan dilakukan pemikatan ikan menggunakan rumpon dan cahaya sedang pada metode pengejaran gerombolan ikan tidak dilakukan. Berikut ini proses penurunan jaring lingkar yang dilakukan bersamaan dengan pelingkaran gerombolan ikan berdasarkan metode yang digunakan:
a) Metode mengumpulkan ikan
1) Kapal mencari daerah penangkapan yang diperkirakan banyak terdapat ikan termasuk memeriksa rumpon-rumpon yang ditaruh permanen.
2) Setelah mendapat lokasi penangkapan disekitar rumpon, rakit rumpon diikat pada kapal (pada beberapa kapal rumpon permanen ditarik ke atas kapal dan diganti dengan rumpon besar baru yang dibawa).
3) Kapal segera labuh jangkar untuk menunggu malam.
4) Menjelang sore hari, lampu-lampu besar segera dinyalakan untuk menarik ikan-ikan berkumpul disekitar rumpon sampai dini hari (umumnya setting dilakukan pada pagi hari).
5) Menjelang pagi sebelum matahari terbit, proses persiapan setting mulai dilakukan.
6) Lampu pompa minyak tanah (petromaks) dinyalakan satu persatu dan ditaruh di atas rakit.
7) Rumpon besar ditarik dan diganti rumpon kecil atau rumpon permanen ditarik dan disisakan kurang lebih 15 – 20 meter untuk kemudian ditenggelamkan kembali.
8) Rakit pompa minyak tanah perlahan-lahan diturunkan ke laut dengan dijaga oleh 2 – 3 orang juru arus. Dengan tali, rumpon kecil diikatkan pada rakit pompa minyak tanah.
9) Tali ris dan tali kerut depan diikatkan pada tongkat tanda.
10) Lampu besar dipadamkan.
11) Mesin utama kapal dihidupkan.
12) Jangkar ditarik menggunakan gardan.
13) Roller segera dipasang pada dudukannya.
14) Kapal perlahan-lahan bergerak menjauhi rakit lampu pompaminyak tanah dan rumpon untuk mengambil posisipelingkaran.
15) Awak kapal yang bertugas pada penurunan jaring lingkar bersiap pada posisinya masing-masing, yaitu:
16) Dalam menentukan titik awal penurunan alat tangkap (setting) perlu memperhatikan hal-hal berikut ini:
a. Arus
Arah arus perlu diperhatikan karena ketika jaring lingkar telah berada di dalam air maka akan sangat terpengaruh oleh kekuatan arus. Posisi yang diharapkan adalah arus mendorong alat tangkap menjauhi badan kapal sehingga alat tangkap tidak masuk ke bawah kapal (kapal masuk ke dalam lingkaran jaring) sehingga penaikan alat tangkap tidak terlalu berat atau tidak tersangkut baling-baling.
b. Angin
Arah arus juga perlu diperhatikan karena bagian kapal yang berada di atas air akan terpengaruh oleh angin.
Posisi yang salah dapat menyebabkan kapal terdorong masuk ke lingkaran jaring karena itu diharapkan jaring
berada antara kapal dan arah datangnya angin sehingga badan kapal terdorong menjauhi jaring.
c. Panjang jaring
Panjang jaring berarti luas area pelingkaran. Pada saat pelingkaran, semakin besar haluan kapal berarti area
pelingkaran akan semakin luas yang berarti membutuhkan jaring yang semakin panjang. Jarak minimal jaring dengan gerombolan ikan adalah 50 meter.
17. Pada titik A di atas, Nakhoda memberikan aba-aba kepada juru tanda yang membawa tongkat tanda yang telah diikatkan tali ris atas dan tali kerut depan untuk meloncat ke laut sebagai titik awal setting atau pelingkaran. Kecepatan kapal sedang antara 6 – 8 knot tergantung dari kekuatan mesinutama.
18. Bersamaan dengan melajunya kapal, bagian-bagian jaringmulai turun ke laut. Agar proses penurunan jaring lingkarberlangsung cepat, lancar dan untuk menghindari kemungkinan terbelit atau tersangkutnya bagian-bagian jaring maka beberapa petugas membantu dan mengawasi proses
penurunan tersebut, yaitu:
- 2 orang mengawasi/membantu penurunan pelampung
- 3 orang mengawasi/membantu penurunan pemberat dan
cincin
- 1 orang mengawasi/membantu penurunan tali kerut
19. Dengan panduan lampu pada rakit dan tongkat tanda, Nakhoda memperkirakan derajat haluan kapal. Menjelang mendekati lampu tanda atau titik akhir, kapal dipercepat maksimal agar proses penurunan alat tangkap segera selesai sebelum ikan melarikan diri.
20. Beberapa meter sebelum titik akhir, kecepatan kapal di netralkan hingga kapal melaju dengan sisa tenaga. Pada beberapa kapal ketika benar-benar mendekati titik akhir, mesin kapal diputar balik agar kapal tiba-tiba berhenti pada kecepatan tinggi. Hal ini tergantung dari teknik yang biasa dilakukan oleh masing-masing Nakhoda.
21. Ketika kapal mencapai juru tanda yang memberikan tongkat tanda petugas A maka proses penurunan jaring lingkar telah selesai.
b. Metode mengejar gerombolan ikan
1. Kapal mencari adanya gerombolan ikan yang naik ke
permukaan air. Hal ini biasanya terlihat pada pagi antara jam
07.00 sampai 10.00 atau sore hari antara jam 15.00 – 17.30
ketika sinar matahari tidak terlalu terik.
2. Beberapa anak buah kapal menempati posisi yang cukup tinggi seperti di atas anjungan untuk mendapatkan pandangan yang lebih luas untuk mencari tanda-tanda adanya gerombolan ikan.
Beberapa tanda-tanda kemungkinan adanya gerombolan ikanadalah:
- Burung laut
Terlihatnya kelompok burung laut yang terbang berputarputar, menukik dan menyambar-nyambar permukaan air. Burung laut seperti camar (Laridea) mencari mangsa berupa
ikan-ikan kecil yang juga merupakan mangsa dari ikan-ikan lebih besar seperti cakalang dan tongkol. Oleh karena itu besar kemungkinan adanya kawanan burung laut mengindikasikan adanya gerombolan ikan yang menjadi tujuan penangkapan jaring lingkar.
- Buih-buih atau riakan air di permukaan laut Adanya buih-buih atau riakan air di permukaan laut dapat
disebabkan gerakan gerombolan ikan besar yang sedang mengejar dan memangsa ikan-ikan kecil yang berada didekat permukaan air. Buih-buih atau riakan air tersebut berpindah-pindah sesuai dengan pergerakan ikan. Beberapa saat menghilang namun kemudian tampak lagi pada lokasi yang lain. Untuk mencari tanda berupa riakan air ini lebih sulit dibandingkan dengan tanda burung-burung laut. Namun, dengan adanya riakan air ini lebih dapat dipastikan keberadaan, arah ruaya dan besarnya gerombolan ikan.
- Lumba-lumba
Keberadaan lumba-lumba walau tidak pasti mengindikasikan adanya gerombolan ikan. Hal ini dikarenakan mangsa lumba –lumba adalah beberapa jenis ikan yang juga merupakan tujuan penangkapan jaring ingkar.
- Ikan yang melompat-lompat
Ikan yang melompat-lompat ke permukaan laut jelas menandakan keberadaan ikan. Beberapa jenis ikan yang
menjadi tujuan penangkapan jaring lingkar sering terlihat melakukan ini seperti: tongkol, cakalang dan tuna sirip kuning. Tanda ini lebih tampak dari kejauhan dibandingkan dengan tanda riakan air.
- Perbedaan warna air laut
Perbedaan warna air laut yang dimaksud disini apabila di permukaan laut tampak ada warna yang lebih gelap/pekat yang luasnya mencakup beberapa puluh meter dibandingkan dengan warna air disekelilingnya. Tanda ini cukup sulit diidentifikasi karena banyak faktor dapat menyebabkan perbedaan warna permukaan laut dan rendahnya posisi pengamat yang berada di kapal, kecualiapabila dilihat dari ketinggian tertentu misalnya menggunakan pesawat udara atau satelit. Penggunaan sarana tersebut akan sangat membantu penangkapan karena luasnya cakupan pandangan dan dapat memberikan data yang lebih akurat tentang arah ruaya dan besarnya gerombolan ikan. Selain itu, terkadang bila tampak ada batang kayu terapung,
Nakhoda akan mengamati untuk memeriksa kemungkinan adanya gerombolan ikan disekitarnya.
Dari sekian banyak tanda-tanda yang menunjukan adanya gerombolan ikan seperti diuraikan di atas, yang paling sering ditemui dan digunakan di lapangan adalah tandatanda berupa buih-buih di permukaan laut, ikan yang melompat-lompat dan burung laut yang terbang berputarputar.
3. Bila telah ditemukan adanya gerombolan ikan maka kapal dengan cepat akan segera mendekati.
4. Anak buah kapal segera bersiap di posisinya masing-masing sama seperti pada mengumpulkan gerombolan ikan.
5. Kapal semakin mendekat untuk mengetahui beberapa informasi seperti: arah renang, kedalaman perairan, jenis ikan, kecepatan renang, tingkah laku ikan, kepadatan (densitas) dan besarnya gerombolan ikan tersebut. Jarak terdekat dengan gerombolan ikan yang masih memungkinkan adalah 50 meter untuk menghindari kemungkinan ikan ketakutan dan kabur. Selain itu perlu juga diketahui arah arus, angin dan matahari.
6. Setelah itu segera ditentukan titik awal penurunan jaring.
7. Kapal melakukan olah gerak untuk mengambil posisi untuk bersiap melakukan pelingkaran. Teknik pelingkaran yang sering dilakukan kapal jaring lingkar adalah sebagai berikut:
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan
pelingkaran:
a) Prinsip pelingkaran gerombolan adalah menghadang arahrenang ikan.
b) Diameter pelingkaran minimal 50 meter dengan gerombolan ikan sebagai porosnya.
c) Kecepatan kapal maksimal agar pelingkaran dapat segeradiselesaikan.
8. Proses penurunan alat tangkap sama dengan metode mengumpulkan gerombolan ikan.
Diantara kedua metode tadi terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu:
1) Metode mengumpulkan gerombolan ikan
Pada metode ini, lebih mudah menentukkan titik awal penurunan jaring sesuai dengan arah arus dan angin. Hal ini dikarenakan arah renang gerombolan ikan cenderung membentuk lingkaran (shoaling) memutari rumpon dan rakit petromaks. Namun beberapa bulan sebelum melakukan penangkapan harus memasang beberapa rumpon terlebih dahulu.
2) Metode mengejar gerombolan ikan
Kesulitan terbesar dari metode ini adalah memperkirakan arah renang gerombolan ikan sehingga titik awal penurunan jaring/pelingkaran harus tepat dan dilakukan dengan cepat. Pelingkaran yang sesuai dengan arah arus dan angin sulit untuk dilakukan sehingga ketika dilakukan penarikan jaring kapal harus sering melakukan olah gerak. Oleh karena itu pada metode ini sering digunakan sistem 2 buah kapal (two boats system) untuk mempercepat proses pelingkaran dan memudahkan penarikan jaring.
c. Prosedur penaikan jaring lingkar
Metode pengejaran dan mengumpulkan gerombolan ikan, memiliki proses penaikan jaring lingkar yang sama sehingga akan dibahas bersamaan di bawah ini:
1. Petugas A yang telah memegang tongkat tanda segera melepas tali ris dan tali kerut depan. Tali kerut depan dan belakang dilewatkan ke roller sebelum diserahkan ke 2 orang petugas gardan.
2. Kedua petugas gardan menerima tali kerut tersebut dan melilitkan pada gardan. Dengan aba-aba dari petugas B di dekat side roller, petugas gardan melakukan penarikan tali kerut secara bersamasama untuk menutup arah renang vertikal ikan. Penarikan tali kerut depan dan belakang dilakukan dengan putaran yang sama agar tidak terlalu berat.
Posisi para petugas dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
3. Ketika cincin-cincin hampir mencapai side roller, petugas B memberikan tanda agar penarikan dihentikan.
4. Tali kerut dikaitkan ke stopper agar tidak kembali tenggelam.
5. Side roller dan 2 roller lainnya dilepaskan dari dudukannya.
6. Pengangkatan cincin-cincin ke atas kapal dilakukan oleh beberapa awak kapal secara bersama-sama. Pada beberapa kapal lainnya, pengangkatan cincin dilakukan dengan menggunakan boom.
7. Setelah cincin terangkat maka bagian bawah jaring telah tertutup dan berbentuk kerucut.
8. Pada metode mengumpulkan gerombolan ikan, rakit pompa minyak tanah, rumpon dan para juru arus segera naik ke kapal.
9. Kemudian dilakukan penarikan badan jaring yang dimulai dari tali ris atas (pelampung) bersamaan secara perlahan-lahan oleh seluruh awak kapal.
10. Posisi kapal dijaga dengan melakukan olah gerak untuk selalu berada di atas arah arus sehingga badan jaring yang masih berada di dalam air tidak masuk ke bagian bawah (lambung) kapal atau
tersangkut pada baling-baling (propeller). Pada metode pengejaran gerombolan ikan sering terjadi kapal masuk ke lingkaran jaring sehingga diperlukan bantuan kapal lain untuk menarik dan melepaskan kapal dari perangkap tersebut. Pada penangkapan jaring lingkar di Aceh yang menggunakan 1kapal apabila kapal terperangkap jaring maka telah siap kapalkapal berukuran kecil untuk membantu menarik kapal penangkap
keluar dari lingkaran jaring. Kapal-kapal kecil tersebut akan mendapat bayaran (bagian) dari hasil tangkapan.
11. Badan jaring ditarik hingga hanya tersisa ruang yang dirasa cukup (bagian kantong pada jaring yang memiliki kantong) untukmenampung ikan hasil tangkapan.
12. Tali ris atas dibagian kantong diikatkan ke boom untuk menahan berat ikan hasil tangkapan.
13. Kemudian ikan mulai dinaikan ke kapal dengan menggunakan serokan (caduk). Untuk serokan besar digerakkan dengan boom sedang serokan kecil menggunakan tenaga manusia.
14. Setelah semua ikan terangkat, jaring diangkat dan disusun beramai-ramai pada setengah bagian kapal ke arah belakang, siapuntuk digunakan kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar